Dailys Labs / Blog / SEO / General SEO / Apa itu SGE?

Google SGE: Google Search Generative Experience

Google kembali membuat inovasi dengan meluncurkan Search Generative Experience (SGE) — fitur pencarian terbaru yang mengandalkan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan jawaban lebih cepat, lengkap, dan interaktif.

Inovasi ini tidak hanya mengubah cara kita mencari informasi, tetapi juga memengaruhi bagaimana konten ditampilkan, bagaimana pengguna berinteraksi, dan tentu saja, bagaimana strategi SEO (Search Engine Optimization) harus beradaptasi.

Ayo, kita mulai!

Apa itu Google Search Generative Experience?

Google Search Generative Experience (SGE) adalah inovasi terbaru dari Google yang mengubah cara kita mendapatkan informasi di hasil pencarian.

SGE merupakan pengalaman pencarian eksperimental yang mengandalkan kecerdasan buatan generatif (generative AI) untuk menyajikan ringkasan jawaban secara cepat, jelas, dan langsung di halaman hasil pencarian — tanpa harus membuka satu per satu halaman web seperti biasanya.

Daripada hanya menampilkan tautan ke berbagai website, SGE menggabungkan dan menyusun informasi dari berbagai sumber terpercaya, lalu menyajikannya dalam bentuk cuplikan ringkasan (AI snapshot) yang relevan dengan search intent Anda.

Beberapa contoh manfaat Google SGE bagi pengguna antara lain:

  • Menemukan jawaban atas pertanyaan secara instan
  • Mendapatkan gambaran umum tentang suatu topik
  • Membaca ringkasan dari berbagai sumber dalam satu tampilan
  • Mendapatkan panduan atau langkah-langkah praktis secara langsung

Hasilnya? Anda bisa mendapatkan inspirasi dan solusi lebih cepat, lebih lengkap, dan lebih mudah dipahami. Inilah yang menjadikan SGE sebagai salah satu lompatan terbesar dalam evolusi mesin pencari.

Bagaimana Cara Kerja Google SGE?

Untuk memahami bagaimana Google Search Generative Experience (SGE) bekerja, kita perlu terlebih dahulu memahami konsep di balik kecerdasan buatan generatif atau generative AI.

Secara sederhana, generative AI adalah teknologi yang mampu menciptakan konten baru, baik berupa teks, gambar, audio, video, hingga kode — dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin canggih.

Teknologi ini tidak hanya mengenali pola, tetapi juga bisa memproduksi hasil yang menyerupai buatan manusia berdasarkan data yang telah dipelajarinya.

Teknologi di Balik Google SGE

Sistem generative AI berjalan dengan bantuan Large Language Models (LLMs), yaitu model bahasa berskala besar yang telah dilatih menggunakan miliaran data dari berbagai sumber.

Misalnya, GPT-4 adalah LLM yang digunakan oleh Bing dan ChatGPT.

Dalam ekosistem Google, teknologi yang digunakan adalah Pathways Language Model 2 (PaLM 2).

Model ini juga menjadi inti dari berbagai fitur berbasis AI lainnya milik Google, seperti fitur “Help me write” di Gmail, yang membantu pengguna menyusun email secara otomatis berdasarkan input sederhana.

Proses Kerja Google SGE

Google SGE menggabungkan sejumlah teknologi AI canggih seperti:

  • Natural Language Processing (NLP) untuk memahami maksud dan konteks dari pertanyaan pengguna
  • Machine Learning (ML) untuk belajar dari data dan pola pencarian pengguna
  • Deep Learning untuk menyusun dan menyampaikan jawaban yang lebih kompleks dan mendalam

Dengan teknologi ini, Google tidak sekadar mencocokkan keyword dengan halaman website.

Teknologi ini tidak hanya menampilkan daftar tautan seperti pencarian tradisional, melainkan merangkum informasi dari berbagai sumber dan menyajikannya dalam bentuk ringkasan berbasis AI (AI Snapshot).

1. Memahami Maksud Pencarian

Langkah pertama dalam cara kerja Google SGE adalah memahami maksud dari pertanyaan atau keyword yang diketik pengguna.

Teknologi ini tidak hanya membaca kata demi kata, tetapi menggunakan Natural Language Processing (NLP) untuk menangkap konteks, tujuan, dan niat sebenarnya dari pencarian.

Google berupaya mengenali apakah pengguna sedang mencari penjelasan, tutorial, produk, atau jawaban spesifik.

Pendekatan ini membuat hasil pencarian menjadi jauh lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan nyata pengguna.

2. Mengumpulkan dan Menyaring Informasi

Setelah memahami konteks dan maksud pencarian, sistem Google SGE akan menelusuri miliaran informasi dari berbagai sumber online.

Di sinilah machine learning dan deep learning berperan penting. Teknologi ini membantu menyaring dan memilih konten yang paling berkualitas, kredibel, dan relevan, baik dari artikel, forum, tutorial, berita, hingga referensi dari website otoritatif.

Proses ini mirip seperti memilih bagian terbaik dari setiap sumber, lalu menyusunnya menjadi satu informasi utuh.

Tujuannya adalah agar pengguna tidak perlu membuka banyak tab atau membaca satu per satu halaman web hanya untuk menemukan inti informasi yang dibutuhkan.

3. Menyusun Jawaban dengan AI Snapshot

Setelah data dikumpulkan dan disaring, SGE akan menyusunnya menjadi sebuah ringkasan pintar yang disebut AI Snapshot.

Inilah fitur utama dari pengalaman pencarian generatif ini. Snapshot tersebut muncul di bagian paling atas halaman hasil pencarian dan berisi jawaban ringkas yang langsung menjawab kebutuhan pengguna yang diambil dari berbagai sumber.

Meski sudah disederhanakan, pengguna tetap dapat melihat dan mengakses sumber asli melalui tautan yang disertakan di bawahnya.

4. Pembelajaran Berkelanjutan

Google SGE tidak berhenti pada satu hasil tetap. Sistem ini belajar secara terus-menerus dari perilaku dan interaksi pengguna.

Semakin sering digunakan, semakin banyak data yang dianalisis, maka semakin cerdas dan presisi pula jawaban yang dihasilkan.

SGE akan menyesuaikan format dan isi hasil pencarian berdasarkan apa yang paling membantu pengguna secara kolektif.

Dengan pembelajaran berkelanjutan ini, Google tidak hanya menyempurnakan pengalaman pencarian dari waktu ke waktu, tetapi juga membuka jalan menuju mesin pencari yang lebih personal, adaptif, dan kontekstual.

Dengan kata lain, Google SGE bekerja dengan menggabungkan pemahaman bahasa, penyaringan data cerdas, dan penyusunan konten otomatis untuk menyajikan informasi seefisien mungkin kepada pengguna.

Hasilnya, pengguna bisa mendapatkan jawaban yang lebih cepat, ringkas, dan relevan tanpa harus mengklik banyak tautan untuk mencari informasi.

Manfaat Google SGE

Kemampuan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), mengubah pengalaman interaksi kita dengan pencarian di search engine.

Berikut adalah beberapa manfaat utama dari Google SGE:

1. Menyederhanakan Topik yang Kompleks

SGE membantu menyajikan topik-topik sulit dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami.

Pengguna dapat langsung melihat ringkasan yang jelas di bagian atas hasil pencarian, tanpa harus membuka banyak halaman atau membaca artikel panjang hanya untuk memahami konsep dasar.

2. Pengalaman Lebih Interaktif

Berbeda dari pencarian tradisional, SGE menghadirkan nuansa percakapan.

Setelah menampilkan jawaban, sistem juga menawarkan pertanyaan lanjutan yang relevan.

Hal ini memudahkan pengguna dalam mengeksplorasi suatu topik secara bertahap dan mendalam.

3. Informasi Cepat dan Langsung

SGE menyajikan informasi secara ringkas dan langsung ke inti permasalahan.

Tidak perlu lagi membuang waktu membuka berbagai website — jawaban tersedia tepat di awal pencarian, lengkap dengan sumber yang bisa ditelusuri lebih lanjut.

4. Semakin Relevan Seiring Waktu

Seiring meningkatnya penggunaan, SGE terus belajar dan beradaptasi.

Sistem ini dirancang untuk memahami pola pencarian dan preferensi pengguna, sehingga jawaban yang diberikan menjadi semakin akurat dan kontekstual.

5. Referensi dari Berbagai Sumber Terpercaya

Jawaban yang diberikan oleh SGE bukan berasal dari satu sumber saja, melainkan dari kombinasi banyak referensi yang relevan dan kredibel.

Ini memberi pengguna pandangan yang lebih luas dan mendalam tanpa harus melakukan pencarian manual ke berbagai website.

Kelemahan dan Batasan Google SGE

Tidak dapat disangkal bahwa pencarian berbasis AI dari Google memiliki daya tarik dan potensi yang sangat besar dalam mengubah cara kita menemukan informasi.

Namun ada beberapa batasan yang perlu diingat:

Keterbatasan Geografis

Hingga penghujung tahun 2023, Google SGE baru tersedia dalam tujuh bahasa dan diluncurkan di lebih dari 120 negara.

Namun, beberapa wilayah penting seperti Uni Eropa belum mendapatkan akses resmi.

Keterlambatan ini kemungkinan besar berkaitan dengan regulasi ketat di Eropa yang mengatur privasi data, transparansi algoritma, serta dampak sosial dari teknologi berbasis AI.

Bagi pengguna di wilayah yang belum terjangkau, hal ini tentu menjadi hambatan untuk bisa merasakan pengalaman pencarian generatif secara langsung.

Potensi Ketidakakuratan Informasi

Sebagai teknologi yang masih dalam tahap eksperimen, SGE belum sepenuhnya akurat. Model bahasa besar (Large Language Models/LLM) seperti PaLM 2 yang digunakan Google memiliki risiko “hallucination”, yaitu menghasilkan informasi yang terdengar kredibel, tetapi sebenarnya keliru atau menyesatkan.

Oleh karena itu, Google secara eksplisit menyertakan peringatan bahwa “Generative AI masih bersifat eksperimental. Kualitas informasi dapat bervariasi.”

Hal ini sangat krusial, terutama untuk topik-topik Your Money or Your Life (YMYL), seperti kesehatan, keuangan, hukum, dan keselamatan.

Kesalahan informasi pada topik seperti ini dapat berdampak serius pada pengguna.

Misalnya, saat seseorang mencari “cara mencegah penyakit jantung”, Google SGE memang memberikan jawaban singkat, namun tetap menampilkan disclaimer bahwa hasil tersebut bukan pengganti nasihat medis profesional, dan pengguna disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter atau ahli yang kompeten.

Potensi Pengaruh terhadap Iklan Berbayar

Sebagai mesin pencari terbesar di dunia, Google sangat bergantung pada pendapatan dari iklan berbayar (Google Ads).

Namun, kehadiran fitur AI Snapshot yang muncul di bagian atas hasil pencarian berpotensi menggeser perhatian pengguna dari iklan, yang sebelumnya menempati posisi strategis tersebut.

Ini tentu menjadi tantangan bagi para pengiklan maupun Google sendiri dalam menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan keberlangsungan bisnis.

Saat ini, Google tengah menguji coba format baru untuk menampilkan iklan berbasis generatif yang lebih kontekstual dan terintegrasi secara alami dalam hasil pencarian — namun format ini belum diimplementasikan secara luas.

Kurangnya Transparansi dalam Proses AI

Google SGE dibangun menggunakan model bahasa tertutup seperti PaLM 2, yang proses pengambilan keputusannya tidak sepenuhnya terbuka untuk publik.

Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan pengguna dan pengamat teknologi, karena sulit untuk mengetahui bagaimana dan dari mana informasi dirangkum, serta kriteria apa yang digunakan untuk menentukan sumber terpercaya.

Dalam konteks pencarian yang memengaruhi keputusan penting dalam hidup, transparansi menjadi isu fundamental.

Ketidakjelasan ini berpotensi menurunkan kepercayaan, apalagi jika hasil yang disajikan AI terlihat mengarahkan pengguna tanpa dasar yang jelas atau dapat dipertanggungjawabkan.

Apa Arti Generative AI Bagi Masa Depan SEO?

Kehadiran pencarian berbasis Generative AI membawa angin segar sekaligus tantangan baru bagi dunia Search Engine Optimization (SEO).

Di satu sisi, teknologi ini dapat mengancam volume trafik organik ke website.

Namun di sisi lain, berpotensi menghasilkan lead berkualitas tinggi yang lebih siap untuk melakukan konversi.

Risiko: Potensi Penurunan Trafik Organik

Salah satu kekhawatiran utama dari para praktisi SEO adalah kemungkinan penurunan jumlah klik menuju website.

Jika pengguna sudah mendapatkan jawaban lengkap dari ringkasan AI di hasil pencarian (AI Snapshot), mereka mungkin tidak lagi merasa perlu mengunjungi website asli.

Dengan Google SGE, pengguna bisa langsung mendapatkan penjelasan ringkas dan padat, tanpa harus mengeklik tautan apapun.

Meski Google tetap mencantumkan sumber referensi di bawah snapshot, nilai dari peringkat tinggi untuk kueri informasional dasar seperti ini berpotensi menurun drastis.

Peluang: Mendatangkan Pengunjung yang Lebih Siap Konversi

Namun, tak semua efek dari SGE bersifat negatif.

Dalam pengumuman resminya, Google menyebut SGE sebagai “titik awal untuk menjelajahi konten web.”

Artinya, meskipun pengguna mendapatkan gambaran awal dari AI, mereka tetap terdorong untuk mendalami informasi lebih lanjut di website sumber.

Hal ini bisa menciptakan peluang emas bagi pemilik website.

Mengapa?

Karena pengguna yang akhirnya mengunjungi website Anda melalui SGE kemungkinan besar sudah teredukasi, memiliki minat yang lebih tinggi, dan lebih siap untuk mengambil tindakan — baik itu mendaftar, membeli produk, atau menghubungi tim Anda.

SGE Tidak Menggantikan SEO

Penting juga untuk dicatat bahwa SGE bukan pengganti total hasil pencarian organik.

Hasil organik SEO tetap tersedia di bawah AI Snapshot, sehingga pengguna masih bisa menjelajah seperti biasa.

Selain itu, fitur SGE hanya terlihat oleh pengguna yang secara aktif memilih untuk ikut serta (opt-in) dalam program eksperimental ini.

Artinya, sebagian besar pengguna masih mengandalkan pencarian tradisional.

Perbandingan Google SGE dengan Alat AI-Powered

Google SGE vs ChatGPT

Sejak diluncurkan pada November 2022, ChatGPT dari OpenAI langsung menarik perhatian dunia.

Dalam waktu hanya dua bulan, chatbot berbasis AI ini telah digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna — mencatatkan salah satu pertumbuhan tercepat dalam sejarah teknologi.

Sekilas, Google SGE dan ChatGPT tampak memiliki fungsi yang mirip — membantu pengguna menjawab pertanyaan.

Namun, sebenarnya keduanya dirancang untuk tujuan dan pengalaman yang berbeda.

ChatGPT merupakan chatbot percakapan yang dirancang agar bisa berinteraksi secara alami seperti layaknya berbicara dengan manusia.

Karena dilatih menggunakan miliaran data bahasa, ChatGPT sangat handal dalam menyusun kalimat, berdiskusi, dan merespons secara dinamis. Inilah yang membuatnya ideal untuk:

  • Brainstorming ide konten atau artikel
  • Membuat draft tulisan
  • Mencari sudut pandang kreatif atau alternatif
  • Simulasi percakapan atau diskusi panjang

Sementara itu, Google SGE hadir dengan pendekatan yang lebih to-the-point. Difokuskan untuk menjawab pertanyaan spesifik dan faktual secara cepat dan efisien langsung di halaman hasil pencarian. Misalnya:

  • “Bagaimana cara membuat chili?”
  • “Siapa pemenang pertandingan Knicks minggu lalu?”

Dengan kata lain, ChatGPT lebih cocok untuk percakapan dan kolaborasi yang mendalam, sedangkan SGE lebih unggul dalam memberikan ringkasan cepat dan akurat berdasarkan informasi yang tersedia di web.

Jadi, keduanya memiliki peran yang saling melengkapi, tergantung pada kebutuhan, konteks pencarian, dan gaya eksplorasi informasi yang diinginkan pengguna.

Google SGE vs Bing

Pada Februari 2023, Microsoft membuat langkah besar dengan mengintegrasikan chatbot bertenaga AI — yang didukung oleh teknologi ChatGPT — ke dalam mesin pencari Bing.

Dengan integrasi ini, Bing mampu memberikan jawaban yang lebih cerdas, kontekstual, dan dipersonalisasi untuk setiap permintaan pengguna.

Sama seperti Google SGE, Bing AI juga menyajikan jawaban ringkas di bagian atas hasil pencarian dan menyarankan pertanyaan lanjutan agar pengguna bisa menggali informasi lebih dalam.

Hal ini membuat pengalaman mencari informasi menjadi lebih interaktif dan efisien.

Namun, ada satu keunggulan utama yang dimiliki Bing dibandingkan Google:

Bing AI sudah bisa diakses oleh semua pengguna di seluruh dunia, tanpa perlu proses pendaftaran atau opt-in seperti Google SGE yang masih dalam tahap eksperimen terbatas di lebih dari 120 negara.

Selain dari segi aksesibilitas, baik Bing AI maupun Google SGE memiliki banyak kesamaan dalam cara kerjanya.

Keduanya mengandalkan teknologi generatif berbasis LLM (Large Language Model) untuk menyaring informasi dari web, menyusunnya dalam bentuk ringkasan, dan menyarankan topik-topik terkait.

Meski serupa dalam tujuan, perbedaan bisa terlihat dari:

  • Basis teknologi: Bing menggunakan GPT (dari OpenAI), sedangkan Google SGE menggunakan PaLM 2.
  • Desain pengalaman pengguna: Bing lebih menyerupai chatbot yang bisa berdialog, sedangkan SGE fokus pada integrasi mulus dalam tampilan hasil pencarian Google.
  • Integrasi ekosistem: Bing terhubung erat dengan Microsoft Edge dan layanan Microsoft lainnya, sementara Google SGE merupakan bagian dari ekosistem pencarian Google yang sudah sangat mapan.

Baik Bing maupun Google SGE sama-sama menawarkan nilai dan pengalaman yang menarik.

Cara Mengoptimalkan Generative AI SGE

Strategi SEO tetap penting, tapi kini perlu disesuaikan dengan perilaku dan kebutuhan pencarian baru yang lebih percakapan, kontekstual, dan informatif.

Berikut beberapa langkah efektif untuk mengoptimalkan website Anda di era pencarian generatif:

1. Gunakan Long-Tail Keywords yang Relevan

Salah satu dampak terbesar dari kehadiran SGE adalah perubahan cara orang melakukan pencarian.

Pengguna kini cenderung menggunakan long-tail keyword dan spesifik untuk mendapatkan jawaban yang tepat.

Oni berbeda dari tren lama yang hanya mengandalkan short-tail keyword seperti “SEO” atau “digital marketing”.

Sebagai contoh, alih-alih mengetik “konsultasi SEO,” pengguna kini bisa mencari “bagaimana cara memilih jasa konsultasi SEO terbaik untuk bisnis kecil.”

Maka dari itu, penting bagi Anda untuk:

  • Menargetkan long-tail keywords dalam setiap halaman atau artikel.
  • Menggunakan gaya bahasa yang lebih alami dan percakapan, seolah Anda sedang menjawab pertanyaan pengguna.
  • Mengoptimalkan FAQ section di halaman Anda yang menjawab pertanyaan spesifik dan mendalam.

Strategi ini tidak hanya membantu Google SGE memahami dan menyarankan konten Anda, tapi juga meningkatkan kemungkinan halaman Anda tampil di AI Snapshot sebagai jawaban terpercaya.

2. Buat Konten Berkualitas yang Sesuai dengan Search Intent

Sama seperti pencarian tradisional, Google SGE sangat fokus pada menyajikan konten yang relevan dan bermanfaat bagi pengguna.

Bedanya, semua itu disampaikan dengan cara yang lebih cepat, ringkas, dan efisien melalui AI Snapshot.

Jika Anda ingin konten Anda dipertimbangkan oleh sistem AI Google, Anda harus memastikan kualitas dan relevansinya benar-benar unggul.

Salah satu cara terbaik untuk memenuhi standar tersebut adalah dengan:

  • Menggunakan sumber terpercaya
  • Menyertakan pendapat para ahli
  • Memastikan setiap informasi akurat dan up-to-date

Namun ada satu hal yang tidak boleh Anda abaikan — search intent, yaitu maksud di balik pencarian pengguna.

Jenis-Jenis Search Intent

Untuk menyusun konten yang efektif, Anda harus memahami empat jenis utama intent pencarian berikut:

  1. Navigational Intent: Pengguna ingin menemukan halaman tertentu.
    Contoh: “Google Login” atau “Google Sign up”
  2. Informational Intent: Pengguna ingin belajar atau memahami sesuatu.
    Contoh: “Apa itu SEO?” atau “cara kerja mesin pencari”
  3. Commercial Intent: Pengguna sedang meneliti produk/jasa sebelum membeli.
    Contoh: “rekomendasi laptop 10 jutaan” atau “digital agency terbaik di Jember”
  4. Transactional Intent: Pengguna siap untuk melakukan aksi, biasanya pembelian.
    Contoh: “pesan MCD online” atau “daftar kursus SEO”

Setelah Anda memilih keyword dan memahami intent-nya, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil pencarian (SERP):

  • Apa yang membuat konten di urutan teratas atau unggul?
  • Seberapa dalam pembahasannya?
  • Bisakah Anda menyajikan konten yang lebih lengkap, visual, atau praktis?

Misalnya, untuk keyword informasional, Anda bisa menyertakan data, infografik, dan contoh kasus yang tidak dimiliki pesaing.

Sedangkan untuk intent transaksional, berikan petunjuk langkah demi langkah atau call to action (CTA) yang jelas.

Mengapa ini penting dalam konteks Google SGE?

Karena AI Snapshot hanya menarik dan menampilkan ringkasan dari konten yang paling sesuai dengan intent.

Jika konten Anda selaras dengan kebutuhan pengguna dan memiliki kualitas tinggi, kemungkinan besar Google akan menjadikannya sebagai referensi utama dalam hasil AI.

3. Gunakan Bahasa yang Natural

Google SGE dirancang untuk memahami bahasa sehari-hari, mirip seperti cara orang berbicara secara alami.

Saat Anda menulis konten, gunakan bahasa yang mengalir dan mudah dipahami, bukan bahasa yang kaku atau terlalu teknis.

Prinsip ini sebenarnya sudah lama menjadi praktik terbaik dalam optimasi voice search, dan kini makin relevan dengan hadirnya SGE.

Bahasa yang seperti ini akan lebih mudah dipahami AI, terasa lebih personal bagi pengunjung, dan meningkatkan kemungkinan konten Anda dijadikan referensi dalam AI Snapshot.

4. Terapkan Structured Data

Structured data, atau yang dikenal dengan schema markup, adalah jenis kode khusus yang membantu mesin pencari memahami konteks dan elemen penting dari halaman Anda.

Dengan menambahkan structured data pada website, Anda memberi sinyal tambahan kepada Google tentang apa isi halaman Anda dan siapa yang akan membutuhkannya.

Ini bisa mencakup:

  • Artikel
  • Produk
  • Layanan
  • FAQ
  • Review
  • Event
  • Local Business
  • dan banyak lagi

Keuntungan menggunakan structured data agar konten Anda bisa muncul di hasil pencarian berbasis AI seperti AI Snapshot, People Also Ask, atau Knowledge Panel.

Selain itu, penggunaan schema markup juga bisa meningkatkan peluang tampilnya rich results — seperti rating bintang, harga, atau tanggal acara — yang dapat menarik perhatian pengguna dan menaikkan CTR (Click-Through Rate).

Jadi, structured data bukan hanya membantu SEO secara teknis, tapi juga membuat konten Anda lebih menonjol di hasil pencarian.

Cara Mengaktifkan Google SGE

Untuk bisa mencoba fitur Google Search Generative Experience (SGE), Anda perlu memenuhi beberapa syarat dasar terlebih dahulu.

Karena SGE masih berada dalam tahap eksperimen, pengguna harus secara aktif mendaftar (opt-in) untuk dapat mengaksesnya.

Syarat Menggunakan Google SGE:

Sebelum mengaktifkan, pastikan Anda telah memenuhi persyaratan berikut:

  • Menggunakan browser Google Chrome
  • Memiliki akun Google yang aktif
  • Berusia 18 tahun ke atas
  • Berdomisili di salah satu dari 120+ negara tempat SGE tersedia

Jika semua persyaratan terpenuhi, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut untuk mengaktifkan Google SGE:

Langkah-Langkah Mengaktifkan SGE:

  1. Buka browser Google Chrome, lalu login ke akun Google Anda.
  2. Buka tab baru dan akses halaman utama Google (https://www.google.com).
  3. Lihat di bagian kanan atas halaman, cari dan klik ikon “Labs” (biasanya berbentuk tabung percobaan).
  4. Setelah masuk ke halaman Labs, cari opsi Search Generative Experience (SGE). Klik “Try it” atau “Join the waitlist” jika tersedia.
  5. Ikuti instruksi untuk menyelesaikan proses pendaftaran ke eksperimen SGE.

Catatan:

Jika Anda tidak melihat ikon Labs di halaman Google, kemungkinan fitur ini belum tersedia di negara Anda atau belum diluncurkan secara penuh untuk akun Anda.

Dengan mengaktifkan SGE, Anda akan mulai melihat tampilan pencarian baru yang menyajikan jawaban otomatis berbasis AI di bagian atas halaman hasil pencarian — memberikan Anda informasi yang lebih cepat dan efisien dibandingkan sebelumnya.

Bersiaplah Menghadapi Masa Depan Google SGE

Jawaban yang dihasilkan oleh AI dalam Google SGE jelas mengubah cara orang mencari informasi secara online.

Meskipun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, satu hal yang pasti, pola pencarian pengguna akan terus berkembang.

Lalu, apa langkah terbaik saat ini?

Teruslah mengoptimalkan website Anda, dengan memantau dan meningkatkan performa pencarian Anda.

Dan yang paling penting, fokuslah pada pembuatan konten yang bermanfaat, ditulis dengan bahasa alami, serta sesuai dengan intent pencarian pengguna.

Dengan pendekatan ini, Anda tidak hanya siap menyambut era pencarian berbasis AI, tapi juga tetap kompetitif dalam hasil pencarian.


Jangan ragu untuk membagikannya ke media sosial, tinggalkan komentar jika ada pertanyaan atau pendapat yang ingin Anda sampaikan, dan subscribe.

Derrel Gerary
Derrel Gerary

Derrel Gerary adalah SEO specialist sekaligus WordPress developer yang membantu website tampil optimal di hasil pencarian Google. Saya membuat konten yang bermanfaat, memberikan wawasan baru, dan memberikan nilai tambah bagi pembaca. Saya dikenal dengan pendekatannya yang to the point.

Articles: 21

Berlangganan Newsletter kami

Dapatkan berita terbaru kami!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *